pergeseran makna

Tetap Semangat....


Pergeseran Makna Kata dalam Bahasa Indonesia


Tulisan kali ini saya buat sebagai salah satu bentuk rasa miris dari hati ketika secara tidak sengaja saya mendengar anak-anak, remaja bahkan orang dewasa yang bicara tapi tidak mengerti dengan siapa ia bicara dan dengan bahasa yang seperti apa. Misalnya ketika bicara menggunakan kata mampus, goblok, atau nama-nama penghuni kebun binatang lainnya.  Menyedihkan jika itu diucapkan oleh pelajar atau orang yang  mengaku berpendidikan, yang sebenarnya sudah pernah belajar di sekolah maupun di masyarakat.

Terlebih dalam pelajaran bahasa Indonesia sendiri, juga terdapat satu materi yang berkaitan dengan pergeseran makna kata tersebut. Nah, untuk itulah kita coba untuk mempelajarinya lagi sehingga kita terhindar dari pemakaian bahasa yang salah. Kita tahu menggunakan bahasa yang salah dalam menyampaikan pesan bisa berakibat tidak baik, tidak hanya bisa menyakiti perasaan orang lain bahkan bisa memecah belah bangsa kita.

Baiklah, sesuai dengan perkembangannya, kata dalam bahasa Indonesia banyak yang berubah dan mengalami pergeseran dari sisi makna,  pergeseran ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya perubahan tingkat pendidikan, perkembangan teknologi,  budaya, adanya keambiguan kata, sosial kemasyarakatan, pergaulan, dan faktor ekonomi.

Pergeseran makna kata dalam bahasa Indonesia terdiri dari :

1. Perluasan (Generalisasi)

Perluasan makna adalah perubahan makna kata yang dulunya bermakna sempit atau khusus menjadi bermakna yang lebih luas. ( makna kata yang sekarang lebih luas dari makna kata yang dulu)
Contoh :

> Bapak dan ibu guru sedang mengikuti rapat di ruang ruang laboratorium.
(Kata bapak dan ibu dulunya digunakan untuk penyebutan pada orang tua kandung, tetapi saat ini kata bapak dan ibu bisa digunakan untuk menyebut semua orang yang sudah tua atau dituakan)

> Saudara dipersilakan menunggu di ruang tunggu karena bapak masih ada tamu.
(kata saudara  dulu menunjukkan adanya hubungan kekerabatan tapi saat ini kata saudara bermakna semua orang yang sederajat)

> Siswa putra di  SMP 10  sedang mengikuti penyuluhan narkoba.
(Kata putra awalnya bermakna keturunan raja berjenis kelamin laki-laki tetapi kata putra sekarang bermakna semua anak laki-laki)

> Sebaiknya setiap ada masalah serahkanlah kepada ahlinya.
(Kata ahli awalnya bermakna anggota keluarga tetapi sekarang bermakna orang yang mahir dalam bidang tertentu)

2. Penyempitan (Spesialisasi) 

Penyempitan makna adalah perubahan makna kata dari yang dulunya bermakna luas menjadi bermakna lebih sempit. (Makna kata yang sekarang lebih sempit daripada makna yang dulu)
Contoh :

> Setelah empat tahun kuliah,  Gusti akhirnya bisa menjadi sarjana.
(Kata sarjana dulunya digunakan untuk penyebutan semua orang cendekiawan, sekarang kata sarjana hanya dipakai sebagai gelar untuk orang yang telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi)

> Seluruh gadis pada dasarnya senang dengan keindahan.
(Kata gadis dulu dipakai untuk menyebut semua wanita tetapi sekarang kata gadis hanya dipakai untuk wanita yang belum pernah menikah)

> Tutur kata pendeta itu sangat santun.
(Kata pendeta dulu bermakna orang yang berilmu. sekarang kata pendeta bermakna pemimpin agama kristen)

> Madrasah-madrasah sekarang sudah banyak yang modern sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
(Kata madrasah dulu bermakna sekolah pada umumnya, sekarang kata madrasah hanya digunakan untuk penyebutan sekolah agama Islam)

3. Ameliorasi

Ameliorasi merupakan perubahan makna yang mengakibatkan makna sekarang lebih tinggi nilai rasanya dibanding makna kata yang terdahulu.
contoh :

> Pemuda itu menjadi seorang pramusaji di sebuah kafe.
(Kata pramusaji lebih tinggi nilai rasanya dibandingkan dengan kata pelayan restoran)

> Ia selalu mengonsumsi makanan yang sehat setelah tahu dirinya sedang hamil.
(Kata hamil lebih baik daripada kata bunting)

> Para tunawisma banyak yang terjaring petugas ketika razia dilaksanakan pagi tadi.
(Kata tunawisma lebih baik dibanding kata gelandangan)

> Meskipun tunawicara, Arif memiliki prestasi luar biasa di bidang olahraga.
(Kata tunawicara lebih tinggi nilai rasanya dibandingkan dengan kata bisu)

> Rombongan itu akhirnya sampai juga di kebun binatang.
(Kata rombongan lebih baik daripada kata gerombolan)

4. Peyorasi

Peyorasi merupakan perubahan makna yang mengakibatkan makna sekarang lebih rendah dibandingkan dengan  makna yang sebelumnya.
Contoh :

> Semua oknum yang terlibat dalam kasus KTP-e mulai diperiksa.
(Kata oknum dahulu berarti pelaku, sekarang berarti  pelaku dalam kejahatan)

> Semua penumpang pesawat itu dikabarkan tewas setelah pesawat mengalami kecelakaan.
(Kata tewas lebih rendah nilai rasanya dibandingkan dengan kata meninggal ataupun wafat)

> Kaki tangan bandar narkoba itu berhasil diringkus polisi setelah menjadi buronan lebih dari lima bulan.
(Kata kaki tangan dulu berarti pembantu tetapi sekarang berarti pembantu dalam hal yang tidak baik)

> Gelandangan di emperan toko itu terlihat sangat lusuh.
(Kata gelandangan lebih rendah nilai rasanya dibandingkan kata sampah masyarakat ataupun tunawisma)

Selama di penjara para tahanan dilatih berbagai keahlian sehingga ketika bebas mereka bisa bermanfaat di tengah masyarakat.
(Kata penjara lebih rendah dibandingkan kata istana prodeo)

5. Sinestesia

Sinestesia merupakan perubahan makna yang terjadi karena adanya tanggapan indra yang berbeda. Maksudnya adalah suatu kata yang seharusnya dirasakan oleh indra tertentu tetapi ketika berada di dalam kalimat  dirasakan oleh indra yang lain.
Contoh :

> Kata-kata Sonia sangat pedas membuat Tania meneteskan air mata.
(Kata pedas seharusnya dirasakan oleh indra pencecap tetapi dirasakan oleh indra pendengaran, perasaan, dan indra penglihatan)

> Tutur katanya lembut sekali membuat banyak orang menyukainya.
(Kata lembut seharusnya dirasakan oleh indra peraba tetapi pada kalimat di atas dirasakan oleh indra pendengaran dan perasaan)

> Wajah gadis itu terlihat manis sehingga enak dilihat.
(Kata manis seharusnya dirasakan oleh indra pengecap tetapi dirasakan oleh indra penglihatan)

> Halus benar budi bahasanya.
(Kata halus seharusnya dirasakan oleh indra peraba tetapi dirasakan oleh indra pendengaran)

> Pemandangan itu indah sehingga sedap dilihat.
(Kata sedap seharusnya dirasakan oleh indra pengecap tetapi dirasakan oleh indra penglihatan)

6. Asosiasi
Asosiasi merupakan perubahan makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat antara satu hal dengan hal yang lain.
contoh :

> Banyak orang berebut kursi di DPR.
(Kata kursi berarti jabatan)

> Pak Agus tidak pernah mau menerima amplop, makanya ia dikenal sebagai hakim yang jujur.
(Kata amplop berarti uang suap)

> Jangan  memancing masalah, nanti dirimu disalahkan orang.
(Kata memancing berarti orang yang suka mencari masalah)

> Perusahaan itu akhirnya gulung tikar.
(Kata gulung tikar berarti bangkrut)

> Cahaya menjadi kembang desa sehingga jadi rebutan para pemuda di desanya.
(Kata kembang desa berarti gadis tercantik di desanya)

Teman-teman uraian di atas memang ndak terlalu banyak, semoga bisa memberi pencerahan dalam kita bertutur kata....


Semoga bermanfaat...










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh-Contoh Kalimat Denotasi/Denotatif dan Konotasi/Konotatif